Saat itu, banyak peserta mengolah
singkong sebagai bahan pangan utama. Salah satu peserta dari Cireundeu, Cimahi,
menyajikan ‘nasi goreng singkong’. Di sana, masyarakat telah terbiasa
mengonsumsi rasi selama ratusan tahun. Mereka membuatnya dengan memeras parutan
singkong hingga menjadi tepung, kemudian ampasnya dijemur. Setelah kering,
ampas singkong yang berbentuk seperti butiran beras ini lalu ditanak seperti
cara memasak nasi.
Marleen mengakui, rasi ala Cireundeu
ini memang enak. Namun, menurutnya, bentuk rasi itu kurang menyerupai beras.
Teksturnya lebih seperti ketan dengan warna agak kekuningan. “Saya carikan
metoda bagaimana nanti kalau ditanak warnanya seperti nasi, bentuk butirannya
seperti nasi, kekenyalannnya seperti nasi. Inilah yang menjadi tantangan saya.
‘Rasi’ yang saya buat pun bukan hanya perasan singkong, tapi dicampur dengan
bahan-bahan lain sehingga lebih bergizi,” kata Marleen.
Ia bertekad memberikan alternatif
makanan pokok di Indonesia sehingga tidak selalu tergantung pada beras padi.
Untuk rasi, dia tidak akan murni hanya mengolah singkong menjadi seperti
butiran beras padi. Nantinya, singkong akan melalui tahapan fortifikasi atau
penambahan zat-zat gizi yang penting untuk tubuh.
Ibu satu anak ini pun bekerja keras
untuk merealisasikan idenya. Dia masih mengembangkan formulasi dan metodologi
rasi yang tepat. “Sehingga, rasi tersebut tidak hanya memiliki bentuk dan
rasa seperti beras padi, tapi juga memiliki kandungan gizi tinggi dengan harga
yang murah,” ujarnya mengimbuhkan.
Wanita berkacamata ini tak
sendirian, dia dibantu berbagai pihak dan berkonsultasi dengan beberapa ahli
fortifikasi. Para mahasiswa bimbingannya bahkan ikut mengolah rasi menjadi
aneka penganan seperti egg roll, tape, tiwul, dan cream soup.
Marleen berniat membawa kreasi para mahasiswanya tersebut ke aneka seminar
untuk menyosialisasikan bahwa dengan singkong (cassava) pun orang bisa hidup
sehat.
Ketekunan Marleen untuk membuat
“rasi” fortifikasi membuat ia menjadi dekat dengan masyarakat Cireundeu. Selain
melakukan penelitian, banyak hal yang ia lakukan di sana, seperti membantu
meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat Cireundeu dengan mengolah “rasi”
menjadi bahan pangan lain untuk kemudian dipasarkan. Hal ini kemudian mendapat
perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi.(sumber:unpad.co.id)